Perjalanan Dadakan ke Bojonegoro Jawa Timur

Kalau kali ini, aku akan bercerita liburan panjang usai lebaran dengan berkunjung ke daerah Jawa Timur. Sebenarnya, kunjungan ini tidak direncanakan sama sekali. Dan ditujukan untuk menyelesaikan beberapa hal yang sifatnya urgent. Sambil akhirnya sekalian mengantar anak kembali ke pondok pesantren di Ponorogo.

Tempat yang kami kunjungi ini adalah Bojonegoro. Kampung halaman, tempat Mamah dan Papah rahimahullah lahir hingga dibesarkan, setelahnya keduanya merantau ke Jakarta lalu menetap di Bekasi. Di Bojonegoro masih banyak saudara dari Mamah dan Papah yang menetap di sana. Di Bekasi, ada juga beberapa saudara yang merantau, sehingga rumah Mamah dan Papah yang sering dijadikan basecamp saat lebaran.

Karena tidak direncanakan, kami memutuskan untuk menggunakan waktu hari libur terjepit yang jatuh pada hari senin tanggal 1 Mei 2023 yang lalu. Kami berangkat dari Bekasi Jumat malam, usai pulang dari bekerja.

Jalan-jalan Usai Lebaran ke Bojonegoro Jawa Timur

bojonegoro


Unplanned Trip Yang Tetap Menyenangkan

Sebenarnya, untukku dan suamiku, kami terakhir berkunjung ke Bojonegoro itu sekitar tahun 2012 atau 2013. Itupun saat hadir di pemakaman eyang putri. Sayangnya, setelah itu belum kesampaian lagi berkunjung ke sana. Dan perjalanan kemarin benar-benar berkesan untukku karena akhirnya bisa silaturahmi dengan tante-tante dan saudara semuanya di Bojonegoro.

Alhamdulillah selama perjalanan kali ini, cukup ramai lancar. Tidak ada hambatan seperti sebelumnya. Kami sebenarnya baru benar-benar memulai perjalanan sekitar pukul 11 malam. Karena, menghabiskan waktu di rest area Purwakarta agak lama dari biasanya. Sambil makan malam yang terlambat dan istirahat sejenak, ngopi santai biar tidak terlalu lelah. Soalnya, kami melakukan perjalanan benar-benar usai pulang dari kantor, jadi butuh peregangan sebentar.

Dari rest area, kami langsung berangkat menuju Bojonegoro dengan rute keluar tol Ngawi dan selanjutnya melewati jalur Ngawi - Bojonegoro yang ternyata lebih dekat jaraknya dibanding kalau keluar dari Semarang.

Qodarullah, sampai di daerah jawa tengah, hujan turun lumayan deras. Membuat suasana pagi menjadi mendung menggelayut dan bikin perut keroncongan. Karena ini unplanned trip, otomatis tidak membawa perbekalan makanan yang cukup. Tapi, kami memang berencana untuk mencicipi sajian makanan yang ada di rest area. Dan tujuan kami berada di rest area Semarang.


Mencicipi Kuliner di Berbagai Tempat

Hujan deras yang turun sepanjang perjalanan kami, membuat perut kelaparan dan tubuh terasa kedinginan. Pilihan sarapan yang paling cocok memang makanan berkuah. Jadi, kami pilih soto saat berhenti di rest area semarang.

Jujur ya, lidahku ini terasa dimanjakan banget dengan sajian soto dan sate kikil juga sate kerang yang ada di tempat ini. Benar-benar bikin perut kenyang tapi pas aja gitu enggak berlebihan. Dan biaya lima porsi soto, ditambah sate, nasi, sosis, otak-otak serta gorengan, hanya 132.000 rupiah saja. Murah banget sih buat kami. Dan setelah kenyang juga bersih-bersih sebentar, kami melanjutkan perjalanan kembali.

Pemberhentian selanjutnya yaitu di rest area sebelum pintu keluar tol Ngawi. Sepertinya sudah masuk di daerah ngawi. Di sini kami tidak begitu banyak mencicipi makanan yang khas, sebab kami hanya memesan tiga gelas kopi dan juga minuman ringan kekinian. Sisanya, memang dipergunakan untuk istirahat, meregangkan badan yang sudah mulai terasa sedikit kaku. Untuk mempersiapkan kembali perjalanan di luar tol menuju Bojonegoro.

ngawi


Usai keluar dari tol Ngawi, masuk ke daerah Ngawi dan melewati jalur alternatif Ngawi - Bojonegoro, kami disajikan dengan pemandangan hutan dan jalanan yang berliku. Bersyukur, cuaca tidak hujan dan tidak terlalu panas. Adem-adem saja, sehingga kami bisa menikmati perjalanan dengan santai tanpa tergesa. Apalagi jalanan yang kami lalui ini sudah bagus sehingga tidak ada kendala grusak - grusuk karena jalan yang rusak.

Sampai di rumah saudara kami di jalan buyut dalem, sekitar pukul 11 siang. Kami langsung disuguhkan lagi makan siang yaitu ayam bumbu rujak, sayur bening, sambal dan tahu tempe. Betapa lezatnya, apalagi kami menyantap usai membersihkan diri sehingga tubuh terasa segar.

Di Bojonegoro ini, kami memang tidak banyak menyicip kuliner. Tapi, buat kami lumayan cukup, seperti malam hari kami berjalan di daerah dewi sartika untuk mencicipi Tahu Telur khas Bojonegoro yang tanpa petis. Kemudian, mencicipi juga lontong kikil yang rasanya nendang banget di perut.

Esok paginya kami mengunjungi bakso Pak Bari yang katanya sudah langganan sejak dulu. Makan bakso tetelan di sini tuh rasanya hmmm, lezat. Sayangnya, pas sampai dan menyantap, aku lupa untuk memotretnya karena saking laparnya. Soalnya, sudah masuk jam makan siang. Nanti deh kalau ke sini lagi, akan aku foto penampakan bakso tetelannya.

Sore harinya kami berpamitan untuk bertolak menuju Bekasi. Di perjalanan, kami memutuskan untuk mencicipi Sate Ayu yang lokasinya ada di sepanjang jalan alternatif Bojonegoro - Ngawi. 

Karena sampai di tempat ini sudah agak malam, akhirnya kami harus pasrah karena menu lain seperti soto atau sopnya sudah habis. Lokasi tempat makan yang berada persis di samping rel kereta api ini penampakannya cukup enak. Gedung restorannya luas, parkirannya cukup, ada toilet dan mushola-nya. Dan pastinya sajian satenya enak dan menul-menul dagingnya. Kalau mengenai harga, nah ini harganya sama dengan makan sate di Maranggi, hehe.

Setelah kenyang, barulah kami melanjutkan perjalanan menuju Bekasi. Karena perut sudah kenyang, rasanya perjalanan tidak begitu berat. Apalagi, diberlakukan kembali sistem contra flow yang membuat jalan pulang tidak begitu berat. 

Tapi, yang berat memang bukan jalan pulangnya. Namun, saat ingin ke rest area. Karena, rupanya banyak para pemudik yang hendak pulang, menumpuk di beberapa rest area sampai harus ditutup. Ini PR banget, mengingat saat itu kami sempat menahan buang air kecil sampai cukup lama demi memasuki rest area yang tidak ditutup.

Alhasil kami dapat rest area yang entah dimana, tidak begitu kami perhatikan. Masih di jalan tol Cipali. Dan itupun kami menggunakan toilet darurat sebab toilet permanennya benar-benar mengantri parah.

So far, perjalanan pulang kali ini yang membuat lelah itu cuma mengantri untuk toilet aja, hehe.

sego pecel


Tetap Disambi Setor Kerjaan Saat Traveling

Nah, yang aku ingat banget adalah saat sampai di Bojonegoro, tiba-tiba ada pesan darurat untuk membuat konten. Sungguh, liburan sebagai pekerja paruh waktu sekaligus buruk teks itu seperti mitos belaka. Karena, meski sudah sampai di kota lain, tetap saja tidak ada itu yang namanya liburan, hehe.

Alhamdulilah, di tempat kami menginap di rumah saudara sudah menggunakan layanan internet IndiHome. Jadi, sejak kami datang sudah disediakan password WiFi yang mereka gunakan. Sehingga, jaringan internet kami lancar jaya.

Apalagi pas aku harus menyetor pekerjaan malam itu juga. Tidak ada kendala jaringan yang tersendat sebab Internet Provider IndiHome ini memang terkenal stabil. Dan bersyukurnya karena disediakan oleh Telkom Indonesia, jadi bisa dirasakan di seluruh tempat di Indonesia. 

Bayangkan saja, di Bojonegoro sini, jaringan internetnya sudah pakai IndiHome semua rata-rata. Jadi, enggak perlu khawatir drama internet lola saat harus setor kerjaan.


Related Posts

Tidak ada komentar: